Seminar Menyongsong Masyarakat ASEAN 2015
Assalamualaikum
sahabat Rahimakumullah.
Udah
lama gak ngepos blog dikarenakan tulisannya hanya bersemayam di dalam drop box
laptop. Tapi pada kesempatan yang berbahagia ini saya ingin berbagi cerita
kepada saudara-saudara sekalian, karena ini juga cerita yang diambil dari event
penting yang jarang-jarang ditemukan. Hehe
Jadi
begini...
Dua
hari yang lalu pukul 08.00 WIB saya pergi ke kampus tapi bukan kampus FBS (Fakultas
Bahasa dan Sastra) melainkan FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan). Di
kampus tersebut saya memasuki sebuah gedung andalan yakni Auditorium FIK yang
biasa digunakan untuk melaksanakan berbagai acara-acara penting seperti
seminar, diklat, talkshow dan sebagainya.
Ketika
sampai di lokasi saya harus mengantri terlebih dahulu untuk tanda tangan dan
menerima makanan ringan dan souvenir dari mas-mas ganteng.
Setelah mendapatkan hak saya sebagai peserta, saya pun masuk ke ruang inti
yang mana telah disambut oleh Komunitas Seni UNIPDU, Tsuroya. “Meriah sekali”,
batinku. Jujur dulu saya sempat berpikir bahwa UKM ini bergenre “BAND” karena
dari UKM Musik. Jadi ingin sekali saya mengikutinya, walaupun permainan gitar
saya tidak seberapa (seberapa ancurnya). hahaha
Kali
ini saya mengikuti Seminar Umum yang pesertanya terbatas karena masing-masing
prodi dari tingkatan semester hanya diwakili oleh dua orang. Saya merasa sangat
beruntung karena menjadi salah satu bagian dari peserta seminar. Tidak hanya mahasiswa,
dosen dari tiap fakultas juga ikut berpatisipasi dalam acara ini, sehingga
mahasiswa yang semulanya duduk di bagian depan harus mundur karena dosen yang
datang cukup banyak.
Seminar
yang saya ikuti ini adalah Seminar Menyongsong Masyarakat Asean 2015 sekaligus
Peresmian Pusat Studi Asean Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum (UNIPDU). Apa itu? Pertanyaan pertama yang muncul di dalam benak, dan saya yakin bukan
hanya saya saja yang penasaran tapi seluruh peserta yang berada di dalam
ruangan.
Setengah
jam berlalu, acara tak kunjung dimulai. Akhirnya, pukul 09.00 WIB pemateri
datang disambut meriah oleh Duta UNIPDU dan tepuk tangan dari seluruh tamu
undangan beserta peserta seminar. Diawali dengan acara pembuka yakni sebuah
tarian yang dipadukan dengan musik kontemporer yang dimainkan oleh Komunitas
Tsuroya menambah acara semakin meriah.
Pemateri
yang datang adalah seorang Dirjen Kerjasama ASEAN Kementrian Luar Negeri
Republik Indonesia. Beliau sengaja datang untuk memberikan wawasan seputar
dunia ASEAN dan untuk menjalin kerjasama dalam pembentukan Pusat Studi ASEAN
(ASEAN Study Center). Hal ini didasari atas persiapan Indonesia menuju
Komunitas ASEAN pada 2015.
Tema
yang diusung adalah “ASEAN ADALAH KITA”, sangat singkat tapi mengandung makna
yang mendalam. ASEAN (Asosiasi bangsa-bangsa Asia Tenggara) sangat berperan
sekali dalam pembangunan negara. Terkait hal ini sang narasumber mengatakan
bahwa bukan hanya negara-negara luar negeri saja yang boleh mendapatkan harapan
yang lebih baik dalam memajukan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, kemajuan
stabilitas dan perdamaian regional, Indonesia pun berhak mendapatkannya karena
Indonesia merupakan bagian dari ASEAN.
Dirjen
beserta jajaran itu sendiri memilih UNIPDU karena melihat peluang besar
terutama pada bidang Budaya Religi, ini bisa dimanfaatkan untuk menjadikan
tempat-tempat wisata yang berbau religi baik indoor maupun outdoor sebagai
penghasil devisa dari turis lokal maupun turis luar negeri. Selain itu proposal
hasil riset yang telah dibuat oleh dosen bisa diajukan ke sekretariat
Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN di Jakarta Pusat untuk kemudian di proses
lebih lanjut, sehingga proposal-proposal itu tidak disimpan di dalam laci
begitu saja tapi bisa berguna bagi masyarakat.
UNIPDU
boleh berbangga karena menjadi salah satu tempat Pusat Studi ASEAN yang ke-3 di
Jawa Timur. Sebelumnya, Pusat Studi ASEAN pertama berada di Universitas
Airlangga Surabaya, ke-2 di Universitas Wiraraja Madura. Di Indonesia sendiri,
terdapat 16 Universitas yang telah menjadi Pusat Studi ASEAN, 10 diantaranya
adalah PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dan sisanya swasta. Hal ini dilakukan
sebagai upaya sosialisasi kepada masyarakat agar tidak kaget menghadapi
Komunitas ASEAN 2015.
Mungkin
hanya itu saja yang bisa disampaikan, karena waktu terbatas. Setelah narasumber
menjawab seluruh questioners yang luar biasa. Moderator langsung mengambil
kesimpulan, do’a penutup dan MC menutup acara. Acara selanjutnya adalah Ramah
Tamah (eating together). Inilah yang ditunggu-tunggu oleh teman saya, “Cieee
Febi sudah starving”. Sekitar pukul 14.00 WIB kami pun pulang dengan perut yang
berbahagia. :D
Comments
Post a Comment